Kamis, 12 Desember 2019

HIKAYAT DAN STRUKTURNYA

PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”
Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”
Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.
Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.
Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.
Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.
Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.
Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.
Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, ”Si Panjang itulah suami hamba.” Maka kata Masyhudulhakk, ”Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?” Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan.
Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?” Maka kata Bedawi itu, ”Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan gamba ini tentulah suaminya.” Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, ”Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?” Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu.
Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, ”Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana templat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu.
Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.


Analisis Strukturnya :
1.      Abstraksi
Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu.
2.      Orientasi
Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?” 
3.      Komplikasi
Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”
4.      Evaluasi
  Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu. 
5.      Resolusi
Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, ”Si Panjang itulah suami hamba.” Maka kata Masyhudulhakk, ”Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?” Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?” Maka kata Bedawi itu, ”Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan gamba ini tentulah suaminya.” Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, ”Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?” Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu.
6.      Koda
Terdapat pada Kutipan teks cerita :
Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, ”Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana templat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

Kamis, 07 Januari 2016

Pengertian, Klasifikasi dan Karakteristik Jasa

JASA

Pengertian Jasa Menurut Para Ahli
1. Phillip Kotler
Layanan ini setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain dalam intangibel prinsip dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi dapat terhubung dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
2. Adrian Payne
Jasa adalah kegiatan ekonomi yang memiliki sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan pelanggan atau dengan barang-barang, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Emitor perubahan kondisi dapat muncul dan produksi layanan mungkin memiliki atau mungkin tidak memiliki koneksi dengan produk fisik.
3. Christian Gronross
Jasa adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan berwujud yang biasanya tetapi tidak selalu terjadi pada interaksi antara pelanggan dan layanan karyawan dan atau sumber daya fisik atau barang atau penyedia sistem, yang disediakan sebagai solusi untuk masalah pelanggan “.
Interaksi antara penyedia layanan dan pelanggan sering terjadi dalam pelayanan, bahkan jika pihak yang terlibat mungkin tidak menyadari hal itu. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.
4. Zeithaml dan Bitner
Dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2011), menyatakan bahwa “Layanan adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan output tidak dalam bentuk produk fisik atau bentuk yang biasanya dikonsumsi selama produksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan”.
5. Lovelock Dan Wright (2002)
Jasa adalah suatu tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain. Meskipun proses dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik, kinerja pada dasarnya intagible dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan salah satu faktor produksi.
Layanan jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai akibat dari membawa perubahan yang diinginkan di atau atas nama penerima layanan.
6. Djaslim Saladin
Jasa adalah kegiatan atau manfaat yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain.
7. Norman
Jasa adalah tindakan dan interaksi dalam bentuk kontak sosial antara produsen dan konsumen lebih dari sekedar hasil yang tidak diblokir.

Klasifikasi Jasa
Menurut Griffin dalam Lupiyoadi (2006) produk jasa tidak ada yang benar-benar mirip antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, untuk memahaminya, ada beberapa cara pengklasifikasian produk jasa.

Pertama, didasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Kedua, jasa juga diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur.

Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen
Berdasarkan tingkat kontak konsumen jasa dapat dibedakan ke dalam kelompok sistem kontak tinggi (high-contact system) dan sistem kontak rendah (low-contact system).

Pada kelompok sistem kontak tinggi, konsumen harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, contohnya jasa pendidikan, rumah sakit, dan transportasi.

Sementara itu, pada kelompok sistem kontak rendah, konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, contohnya jasa reparasi mobil dan jasa perbankan. Konsumen tidak harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak diperbaiki oleh teknisi bengkel.

Berdasarkan Kesamaannya dengan Operasi Manufaktur
Berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur, jasa dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu jasa murni, jasa semimanufaktur, dan jasa campuran.

Jasa murni (pure service) merupakan jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa persediaan, atau dengan kata lain sangat berbeda dengan manufaktur, contohnya jasa tukang cukur atau ahli bedah yang memberikan perlakuan khusus (unik) dan memberikan jasanya pada saat konsumen di tempat.

Sebaliknya jasa semimanufaktur (quasimanufacturing service) merupakan jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan manufaktur, dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa, contohnya jasa pengantaran, perbankan, asuransi, dan kantor pos.

Sementara itu, jasa campuran (mixed service) merupakan kelompok jasa yang tergolong kontak menengah (moderate-contact), gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa semimanufaktur, contohnya jasa bengkel, dry cleaning, ambulans, pemadam kebakaran, dan lain-lain.

Karakteristik Jasa
Hal ini sering mengatakan bahwa layanan memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari barang atau produk yang diproduksi. Empat karakteristik yang paling sering ditemui dalam pelayanan dan membedakan barang secara umum (Payne, 2001: 9) :

1. Tidak Berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti bahwa layanan tidak dapat dilihat, dirasakan, terasa atau menyentuh seperti dapat dilihat dari item.

2. Heteregonitas
Jasa adalah variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa dalam bentuk kinerja, maka tidak ada manfaat hasil yang sama bahkan jika dilakukan oleh satu orang. Hal ini disebabkan interaksi manusia (karyawan dan pelanggan) dengan semua harapan yang berbeda dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
3. Tidak ada Dipisahkan
Jasa umum diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang sama, dengan partisipasi konsumen dalam proses. Artinya, konsumen harus berada di tempat jasa yang diminta, sehingga konsumen melihat dan bahkan mengambil bagian dalam proses produksi.
4. Tidak Tahan Lama
Jasa mungkin tidak disimpan dalam persediaan. Ini berarti bahwa layanan tidak dapat disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan ke produsen layanan yang ia membeli jasa.

Sumber :



Minggu, 06 Desember 2015

Mengapa Rakyat Indonesia Mudah Menerima Ajaran Hindu Buddha



Persebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia bisa dikatakan cukup cepat. Hal ini tidak lepas dari masyarakat Indonesia yang mudah menerima agama tersebut. Diperkirakan alasan dari mudahnya masyarakat Indonesia dalam menerima ajaran Hindu-Buddha adalah karena secara garis besar unsur budaya yang dimiliki hampir sama dengan unsur budaya Indonesia. Misalnya saja, candi di India berundak sama seperti di Indonesia, fungsinya juga untuk pemujaan. Dalam agama Buddha juga tidak dikenal dengan pembagian kasta.


Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha Ke Indonesia


1.      Teori Brahmana (pendapat J.C. Van leur) : masuknya agama hindu-buddha disebabkan oleh kaum brahmana atau pendeta, yang mendapat undangan dari penguasa di Nusantara untuk mengajarkan agama kepada raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan.
Kebaikan : Ditemukannya prasasti huruf pallawa dan berbahasa sanskerta yang mana keduanya hanya dikuasai oleh brahmana.
Kelemahan : Dalam tradisi Hindu-Buddha, kaum Brahmana pantang menyeberangi lautan.

2.      Teori Ksatria ( pendapat R.C. Majundar) :  Masuknya agama hindu-buddha disebabkan oleh para prajurit india. Prajurit ini diduga melarikan diri dan membuat kerajaan.
Kebaikan: Adanya pendapat yang sama dengan J.L.Moens.
Kelemahan : para ksatria tidak menguasai bahasa sanskerta dan huruf pallawa.

3.      Teori Waisya (pendapat N.J. Krom) :
Masuknya agama hindu-buddha dibawa oleh kaum pedagang yang berdagang di sekitar kepulauan indonesia.
Kebaikan : banyaknya SDA di indonesia menyebabkan waisya mengadakan jual beli di indonesia, dan menyebarkan agama juga.
Kelemahan : para pedagang tidak menguasai huruf pallawa dan bahasa sanskerta.

4.      Teori sudra ( pendapat von van faber) : 
       Dibawa oleh kaum sudra atau kaum-kaum terbawah yang datang ke indonesia untuk mengubah hidupnya.
Kebaikan : sudra ingin memperbaiki dirinya di indonesia.
Kelemahan : tidak menguasai bahasa sanskerta dan huruf pallawa.

5.      Teori Arus Balik ( pendapat f.d.k. Bosch) : 
Agama hindu-buddha dibawa oleh tokoh masyarakat yang belajar ke india.
Kebaikan: putra dan putri indonesia pergi ke india untuk belajar agama dan kembali dengan mengajarkannya.

Kelemahan : rakyat indonesia masih bersift pasif.

Bola Voli

SEJARAH PERKEMBANGAN BOLA VOLI DI INDONESIA
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1.      UniSovyet
2.      Jepang
3.      Brazil
4.      Bulagaria
5.      Kuba
6.      Yunani
7.      Polandia

Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLI
Servis
Servis pada zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas. Servis tangan atas dibedakan lagi atas tennis servis, floating dan cekis.

Servis tangan bawah
·         Mula-mula pemain berdiri di petak servis dengan kaki kiri lebih ke depan dari kaki kanan.
·         Bola dipegang dengan tangan kiri.
·         Bola dilambungkan tidak terlalu tinggi,tangan kanan ditarik ke bawah belakang.
·         Setelah bola kira-kira setinggi pinggang,lengan kanan diayunkan lurus ke depan untuk memukul bola.
·         Telapak tangan menghadap bola dan tangan ditegangkan untuk mendapat pantulan yang sempurna, tangan dapat pula menggenggam.

Servis tangan atas
Tennis servis
·         Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi kaki kiri lebih ke depan, kedua lutut agak rendah.
·         Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,tangan kiri menyangga bola, tangan kanan di atas bola.
·         Bola dilambungkan dengan tangan kiri kira-kira setengah meter di atas kepala.
·         Tangan kanan ditarik ke belakang atas kepala, menghadap depan.
·         Lakukan gerakan seperti mensmesh bola, perhatian terpusat pada bola.
·         Lecutan tangan diperlukan pada saat perkenaan bola.

Floating servis
·         Posisi kaki sama seperti tennis servis.
·         Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan di samping setinggi pelipis.
·         Dengan tangan kiri bola di lambungkan sedikit ke samping kanan tidak terlalu tinggi.
·         Setelah bola melambung keatas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada bagian tengah bola.
·         Pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara:
o    Dengan tumit tangan.
o    Dengan tangan, di saat ibu jari dilipat ke dalam dan menempel pada telapak tangan.
o    Memukul dengan tangan tergenggam.
Cekis
·         Sikap permulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat ke jaring.
·         Bola dipegang tangan kiri dan kanan.
·         Saat bola dilambungkan, badan diliukkan sedikit ke belakang dan lutut ditekuk.
·         Kedua tangan dijulurkan ke arah samping bawah kanan dalam keadaan memegang bola.
·         Bola dilambung ke atas kepala dengan kedua belah tangan.
·         Setelah bola lepas, tangan kanan ditarik ke samping kanan bawah, liukkan badan ke kanan.
·         Berat badan ada di kaki kanan, telapak tangan menghadap ke atas.
·         Setelah bola ada pada jangkauan tangan,secepatnya bersama sama lengan, liukkan badan ke samping kiri
·         Perkenaan bola bagian bawah belakang bola,pukulan bola dibantu liukkan badan dan lecutan tangan.

Macam-macam servis
·         Servis atas adalah servis dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.
·         Servis bawah adalah servis dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
·         Servis mengapung adalah servis atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama. Awalan servis mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.

Yang perlu diperhatikan dalam service antara lain:
·         Sikap badan dan pandangan.
·         Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
·         Saat kapan harus memukul bola.

Passing
·         Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan kebawah)
o    Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
o    Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
o    Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
·         Passing Ke atas (Pukulan/pengambilan tangan ke atas)
o    Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
o    Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
o    Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
o    Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan
o    Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power

Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di atas jaring untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

Teknik smash
Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Smash adalah suatu pukulan yang kuat di saat tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada di atas net, maka bola dapat dipukul tajam ke bawah. Smash merupakan pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan. Spike adalah bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan.

Membendung (bloking)
Pengertian blok dalam permainan bola voli adalah sebuah usaha membendung serangan lawan yang berupa smash agar tidak menghasilkan poin. Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan.

Sikap memblok yang benar adalah
·         Jongkok, bersiap untuk melompat.
·         Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
·         Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan blok.

Blok ada dua macam
·         Blok tunggal adalah membendung bola yang dilakukan oleh satu orang pemain.
·         Blok ganda adalah membendung bola yang dilakukan oleh dua orang pemain atau lebih. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan block ganda antara lain adalah memadukan langkah kaki dan kerjasama antar bloker dalam menentukan waktu lompatan dan arah pergerakan bola.

ATURAN PERMAINAN
Penghitungan Angka
Aturan permainan dari bola voli adalah:[5]
1.      Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
2.      Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh. Jika tidak, maka musuh akan mendapat nilai

Sistem Pertandingan
·         Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8 tim dan akan disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing group terdiri dari 4 (empat) tim.
·         Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain di lapangan dan 4 pemain cadangan.
·         Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung tidak dibatasi.
·         Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu anggota tim sedang bermain untuk cabang olahraga yang lain.
·         Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
·         Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang bersangkutan akan dianggap kalah.
·         Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada 2 babak sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
·         Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri (24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi pertandingan.
·         Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
·         Kesalahan meliputi:
o    Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
o    Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di pantulkan tanpa mengenai dasar lapangan.
o    Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum menyentuh permukaan lapangan.
o    Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan, begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin bagi lawan.
o    Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
o    Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
o    Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara menendang.
o    Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung sebagai double faults.
·         Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak berakhir. Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang memiliki nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan mencapai angka 13.
·         Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1 menit.
·         Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan internasional.

LAPANGAN PERMAINAN
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. [3] Garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.